kepadaNya di dalam sujud, maka tempat melaksanakan shalat diambil dari kata sujud (yakni masjad = tempat sujud). Mereka tidak perkembangan berikutnya lafazh masjad berubah menjadi masjid, yang secara istilah berarti bengunan khusus yang disediakan untuk shalat lima waktu. Berbeda dengan tempat yang digunakan untuk shalat โId atau
May 1, 2022 Mencari Jawaban 5 Views Tempat yang digunakan untuk melaksanakan khutbah dinamakan? Kursi Mihrab Mimbar Meja Semua jawaban benar Jawaban yang benar adalah C. Mimbar. Dilansir dari Ensiklopedia, tempat yang digunakan untuk melaksanakan khutbah dinamakan Mimbar. Pembahasan dan Penjelasan Menurut saya jawaban A. Kursi adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali. Menurut saya jawaban B. Mihrab adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain. Menurut saya jawaban C. Mimbar adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google. Menurut saya jawaban D. Meja adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan. Menurut saya jawaban E. Semua jawaban benar adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain. Kesimpulan Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah C. Mimbar. Jika anda masih punya pertanyaan lain atau ingin menanyakan sesuatu bisa tulis di kolom kometar dibawah. Dijawab Oleh Admin Cari Jawaban Check Also Sikap dasar dan langkah kuda-kuda yaitu? Sikap dasar dan langkah kuda-kuda yaitu? Berdiri kuda-kuda Rileks Istirahat Berdiri kangkang Tegak Jawaban D. ... Read more 1letakkan tangan di tempat yang sakit, tarik nafas, baca Bismillah 5 tujuh kali kmdn tiup tempt tadi, kemudian baru tiup di air; atau 1. Melakukan solat magrib dalam waktu isyak itu dinamakan jamak takhir. Khutbah didengar oleh 40 orang yang bermukim sekalipun tidak memahami bahasa yang digunakan untuk menyampaikan khutbah. 10- Bagi umat Muslim, tentunya sudah tidak asing lagi dengan khutbah. Terdapat syarat khutbah yang harus dipenuhi seorang khotib atau orang yang melakukan khutbah agar sesuai dengan yang dituntutkan oleh syariat. Khutbah berasal dari bahasa arab yang mempunyai arti pidato atau ceramah. Namun, secara umum dapat dipahami bahwa khutbah itu merupakan pidato yang disampaikan seseorang atau khatib yang berisi tentang babakan keagamaan. Pada umumnya orang mengetahui jika khutbah itu dilakukan pada hari Jumat yakni sebelum Sholat Jumat didirikan dan pada Hari Raya Idul Fitri serta Iduladha, yakni yang dilakukan setelah Sholat Ied. Namun, dalam Islam masih ada berbagai macam khutbah lain yang bisa dikerjakan. Diantara khutbah yang dilakukan selain Hari Jumat dan Hari Raya yakni khutbah pada sholat Istiska meminta hujan, khutbah sholat gerhana, khutbah saat akad nikah dan khutbah saat wuquf di Arafah. Baca JugaSiskaeee Muncul Pakai Hijab usai Aksi Pornografi, Warganet Protes Dari sekian banyak jenis khutbah dalam ajaran Islam, yang sangat dikenal dan populer yakni Khutbah Jumat. Sebab khutbah ini dilakukan setiap satu pekan sekali. Biasanya khutbah berisi tentang nasihat-nasihat, hikmah dari suatu kisah atau peristiwa dan lain-lain. Potret mobil yang nyempil di tengah ibadah solat jumat. Facebook/Ivan BorisโDalam melakukan khutbah tentunya ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Jika syarat itu tidak dipenuhi maka khutbah yang dilakukan tidak sempurna. Di dalam khutbah Jumat, syarat khutbah Jumat harus dipenuhi agar rangkaian Sholat Jumat menjadi sah. Berikut syarat khutbah,khususnya Khutbah Jumat yang perlu diketahui 1. Khatib Seorang Laki-Laki Orang yang menyampaikan khutbah atau khatib harus seorang laki-laki yang sudah baligh, berakal sehat dan Islam. Baca JugaEko Kuntadhi Sebut Tagar Siskaeee Bukan Muslim Norak 2. Bisa didengar oleh 40 jemaah laki-laki Penyampaian khutbah harus bisa didengar oleh sebanyak 40 jemaah. Tidak harus semua isi khutbah terdengar, yang paling terpenting adalah rukun-rukun khutbah. Namun ada ulama yang berpendapat jika orang cukup hadir di masjid saat khatib sendang berkhutbah. 3. Menggunakan Bahasa Arab Dalam hal ini yang diwajibkan menggunakan bahasa arab adalah rukun khutbah. Pelaksanaan Salat Jumat di Masjid Raya Jakarta Islamic Center JIC, Koja, Jakarta Utara, di tengah PPKM Level 4, Jumat 20/8/2021. [ANTARA/Abdu Faisal]Untuk isi materi yang disampaikan bisa menggunakan bahasa setempat. Selian itu, bahasa yang digunakan harus mudah dipahami jemaah. 4. Khatib suci dari hadas kecil dan besar Suci dari hadas kecil mupun hadas besar ini berlaku untuk tubuh dan pakaian yang dikenakan khatib. Harus suci dari hadas. 5. Khatib menutup aurat Khatib harus menutup seluruh auratnya saat berkhutbah 6. Khatib duduk sejenak di antara dua khutbah Saat duduk, khatib harus tuma'ninah. Selain itu juga dianjurkan untuk membaca surah pendek atau sholawat nabi. 7. Khutbah dilakukan di tempat sholat Jumat Khutbah harus dilakukan di tempat yang digunakan untuk sholat, saat ini semuanya hampir di masjid. Tidak boleh khutbah dilakukan di rumah sedangkan sholat dilakukan di masjid. 8. Muwalah Jarak antara khutbah satu dengan khutbah dua tidak lama. Selain itu rukun khutbah juga tidak boleh terpisahkan dengan waktu yang lama. 9. Menyegerakan Sholat Jumat ketika khutbah sudah selesai. Selain syarat khutbah ada beberapa hal yang harus dipenuhi dalam khutbah, salah satunya rukun khutbah. Adapun syarat khutbah selain khutbah Jumat tidak jauh berbeda. Demikian penjelasan mengenai syarat khutbah. Semoga bisa menambah pengetahuan, khususnya yang akan melakukan khutbah. Kontributor Muhammad Aris Munandar
- Dalam rangka menyambut Ramadhan 1442 hijriah, tentu ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan, salah satunya menyambut datangnya bulan suci ini dengan kegembiraan dan kebahagiaan. Hari ini, 9 April 2021 merupakan Jumat terakhir di bulan Syaban 26 Syaban 1442 Hijriyah. Sya'ban adalah pintu gerbang menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan. Bagi kaum laki-laki muslim yang sudah balig, pada hari Jumat diwajibkan untuk melaksanakan shalat Jumat dan khutbah merupakan salah satu syarat sah dalam sholat Jumat. Dalam buku Ahmad Zarkasih Rukun dan Syarat Sah Khutbah Jumat Menurut Madzhab al-Syafi'iyah 2020 11 disebutkan, tujuan khutbah itu adalah sebagai nasihat sekaligus peringatan untuk mentaati perintah Allah SWT serta menjauhi larangannya. Bertepatan dengan menyambut bulan puasa tahun 2021, berikut ini naskah khutbah Jum'at menyambut Ramadhan yang dikutip dari laman NU Online Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah, Sebentar lagi tamu kita yang mulia bernama bulan Ramadan akan segera tiba. Tamu terhormat yang datang dengan membawa segudang peluang dan kesempatan emas bagi kita. Kenapa dikatakan demikian? Tak lain karena di dalam bulan Ramadan terkandung kemuliaan dan keistimewaan yang amat besar, yang tak bisa dijumpai pada bulan-bulan lainnya. Nilai ibadah dilipatgandakan, doa-doa dikabulkan, dosa diampuni, pintu surga dibuka, sementara pintu neraka ditutup. Ramadan, tak ubahnya tamu agung yang selalu dinanti-nanti kedatangannya. Rugilah orang yang tidak dapat bertemu dengannya. Namun akan lebih rugi lagi bagi mereka yang menjumpainya tapi tidak mengambil sesuatu darinya, yakni dengan menggunakannya sebagai momen meningkatkan kualitas ibadah dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Oleh karena itu, kita perlu mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dalam rangka menyambut bulan yang penuh berkah tersebut, sehingga kita dapat memanfaatkannya secara maksimal untuk beribadah mendekatkan diri kepada Allah. Dengan demikian, apa yang menjadi tujuan akhir dari puasa Ramadan ini, yakni derajat ketakwaan dapat kita raih. Untuk itulah, Rasulullah SAW tak lupa berpesan kepada umatnya ketika bulan Ramadan datang, sebagaimana hadis yang diriwayatkan an-Nasa'i dari Abu Hurairah ุนููู ุฃูุจูู ููุฑูููุฑูุฉู ููุงูู ููุงูู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุฃูุชูุงููู ู ุฑูู ูุถูุงูู ุดูููุฑู ู ูุจูุงุฑููู ููุฑูุถู ุงูููููู ุนูุฒูู ููุฌูููู ุนูููููููู ู ุตูููุงู ููู ุชูููุชูุญู ููููู ุฃูุจูููุงุจู ุงูุณููู ูุงุกู ููุชูุบููููู ููููู ุฃูุจูููุงุจู ุงููุฌูุญููู ู ููุชูุบูููู ููููู ู ูุฑูุฏูุฉู ุงูุดููููุงุทูููู ููููููู. ููููู ููููููุฉู ุฎูููุฑู ู ููู ุฃููููู ุดูููุฑู ...... ุณูู ุงููุณุงุฆู ุงูุฌุฒุฃ 7 ุต. 256 2079 Dari sahabat Abu Hurairah radliyallahu 'anh beliau berkata, bahwa Rasulullah telah bersabda "Sungguh telah datang pada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, yang mana pada bulan tersebut Allah SWT mewajibkan kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu, pintu-pintu langit dibuka, sementara pintu-pintu neraka ditutup serta syaitan-syaitan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat sebuah malam yang lebih baik dari seribu bulan.HR. An-Nasa'i Selain itu, Rasulullah mengajarkan kepada kita sebuah doa yang dipanjatkan menjelang datangnya Ramadhan, yakni Allรขhumma bรขriklanรข fรฎ Rajaba wa Sya'bรขna, wa ballighna RamรขdlanaArtinya Ya Allah berkahi kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikan usia kami berjumpa Ramadhan HR. Ahmad dan Bazzar. Oleh karena itu, marilah kita sambut kedatangan bulan Ramadan dengan penuh suka cita "Marhaban Ya Ramadan selamat datang bulan Ramadhan, kami sambut kedatanganmu dengan penuh suka cita." Dalam bahasa Arab, bulan disebut dengan "syahr"ุงูุดูููููุฑู yang bermakna "terkenal" atau populer. Orang Arab biasanya menamai bulan sesuai dengan keadaan di mana bulan itu berlangsung. Karena pada masa turunnya perintah puasa adalah musim panas yang terik, maka bulan itu dinamai "Ramadan" yang akar katanya dari "Ramidha" ุฑูู ูุถู yang berarti "sangat panas, membakar" disebabkan panas matahari yang luar biasa menyinari pasir-pasir gurun. Ada juga pengertian lain yaitu "batu karang yang membakar." Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah, Pengertian di atas sesuai dengan makna filosofis bulan Ramadan, yaitu membakar dosa-dosa yang pernah dilakukan dengan menahan makan dan minum dan apa-apa yang membatalkannya. Rasulullah SAW, bersabda "Dinamakan bulan Ramadhan karena ia cenderung membakar dosa-dosa." Persiapan Menyambut Ramadhan Berikut ini enam dari beberapa sikap terpuji yang dilakukan para ulama saleh terdahulu dalam menyambut bulan suci Ramadan yang pantas diteladani 1. Menyambut Ramadan dengan kegembiraan dan kebahagiaan. Yahya bin Abi Katsir meriwayatkan bahwa orang-orang salaf terdahulu selalu mengucapkan doa ุงูููููููู ูู ุจูุงุฑููู ููููุง ููู ุฑูุฌูุจู ูู ุดูุนูุจูุงูู ูู ุจูููุบูููุง ุฑูู ูุถูุงูู "Ya Allah berkahi kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikan usia kami berjumpa Ramadan." Seolah mereka juga memohon "Ya Allah sampaikanlah aku dengan selamat ke Ramadhan, selamatkan Ramadhan untukku dan selamatkan aku hingga selesai Ramadhan." Sampai kepada Ramadan adalah kebahagiaan yang luar biasa bagi mereka, karena pada bulan itu mereka bisa mendapatkan nikmat dan karunia Allah yang tidak terkira. Tidak mengherankan jika kemudian Nabi saw dan para sahabat menyambut Ramadan dengan senyum dan tahmid, dan melepas kepergian Ramadan dengan tangis. 2. Menyambut Ramadan dengan pengetahuan yang Ramadan merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim. Ibadah puasa mempunyai ketentuan dan aturan yang harus dipenuhi agar sah dan sempurna. Sesuatu yang menjadi prasyarat suatu ibadah wajib, maka wajib memenuhinya dan wajib mempelajarinya. Ilmu tentang ketentuan puasa atau yang sering disebut dengan fikih puasa merupakan hal yang wajib dipelajari oleh setiap Muslim, minimal tentang hal-hal yang menjadi sah dan tidaknya puasa. Persepsi dan pengetahuan yang utuh tentang bulan Ramadan akan menghindarkan diri dari kesalahan-kesalahan yang bisa merusak ibadah Ramadan disebabkan oleh ketidaktahuan kita. Persepsi yang utuh tentang keutamaan Ramadan akan mendorong tumbuhnya motivasi dari dalam diri untuk menjalani ibadah dengan sebaik-baiknya. Persiapan-persiapan yang bisa dilakukan adalah dengan banyak bertanya, belajar dan membaca. Orang akan mampu mengerjakan sesuatu dengan sempurna dan riang gembira jika ia tahu dengan pasti apa alasan, tujuan dan manfaat di balik sesuatu yang ia kerjakan. 3. Menyambut dengan Ramadan selain merupakan bulan karunia dan kenikmatan beribadah, juga merupakan bulan tantangan. Tantangan menahan nafsu untuk perbuatan jahat, tantangan untuk menggapai kemuliaan malam Lailatul Qadar dan tantangan-tantangan lainnya. Keterbatasan manusia mengharuskannya untuk selalu berdoa agar optimis melalui bulan Ramadan. 4. Menyambut dengan tekad dan rencana yang matang untuk mengisi saleh terdahulu selalu merencanakan pengisian bulan Ramadan dengan cermat dan optimis. Di antaranya berapa kali dia akan mengkhatamkan membaca Al-Quran, berapa kali shalat malam, berapa akan bersedekah dan memberi makan orang berpuasa, berapa kali kita menghadiri pengajian dan membaca buku agama. Itulah rencana yang benar mengisi Ramadan, bukan hanya sekadar merencanakan menu makan dan pakaian kita untuk Ramadan, tapi lebih diarahkan ke perencanaan yang matang untuk meningkatkan kualitas ibadah kita di bulan suci. 5. Persiapan Ruh dan Jasad Rasulullah SAW dan orang-orang shalih tidak pernah menyia-nyiakan keutamaan Ramadhan sedikit dan para sahabat memperbanyak puasa dan bersedekah pada bulan Sya'ban sebagai latihan sekaligus tanda kegembiraan menyambut datangnya Ramadhan. Anas bin Malik berkata "Ketika kaum muslimin memasuki bulan Sya'ban, mereka sibuk membaca Alquran dan mengeluarkan zakat mal untuk membantu fakir miskin yang berpuasa."Dengan mengondisikan diri pada bulan Sya'ban untuk berpuasa, bersedekah dan memperbanyak ibadah, kondisi ruhiyah akan meningkat, dan tubuh akan terlatih berpuasa. Dengan kondisi seperti ini, maka ketika memasuki bulan Ramadan, kondisi ruh dan iman telah membaik, yang selanjutnya dapat langsung menyambut Ramadan yang mulia ini dengan amal dan kegiatan yang dianjurkan. Di sisi lain, tidak akan terjadi lagi gejolak fisik dan proses penyesuaian yang kadang-kadang dirasakan oleh orang-orang yang pertama kali berpuasa, seperti lemas, demam dan sebagainya. Rasulullah SAW senantiasa melakukan puasa sunnah bulan Sya'ban, bahkan dalam beberapa riwayat disebutkan beliau kadang melakukannya sebulan penuh. Dalam sebuah hadits disebutkan ุฃูุฎูุฑูุฌู ุงููููุณูุงุฆูููู ููุฃูุจูู ุฏูุงููุฏู ููุตูุญููุญููู ุงูุจูู ุฎูุฒูููู ูุฉู ุนููู ุฃูุณูุงู ูุฉ ุจูู ุฒูููุฏู ููุงูู " ููููุช ููุง ุฑูุณููู ุงููููู ููู ู ุฃูุฑูู ุชูุตููู ู ู ููู ุดูููุฑ ู ููู ุงูุดูููููุฑ ู ูุง ุชูุตููู ู ููู ุดูุนูุจูุงู ุ ููุงูู ุฐููููู ุดูููุฑู ููุบููููู ุงููููุงุณ ุนููููู ุจููููู ุฑูุฌูุจู ููุฑูู ูุถูุงู ุ ูููููู ุดูููุฑ ุชูุฑูููุนู ููููู ุงููุฃูุนูู ูุงู ุฅูููู ุฑูุจู ุงููุนูุงููู ูููู ููุฃูุญูุจูู ุฃููู ููุฑูููุนู ุนูู ูููู ููุฃูููุง ุตูุงุฆูู ู " ูุชุญ ุงูุจุงุฑู ูุงุจู ุญุฌุฑ ุจุงุจ ุตูู ุดุนุจุงู, ุงูุฌุฒุฃ ุงูุณุงุฏุณ, ุต 238 Usamah bin Zaid pernah bertanya kepada Rasulullah saw. Katanya "Ya Rasulullah, saya tidak melihat engkau berpuasa pada bulan-bulan yang lain sebanyak puasa di bulan Sya'ban ini? Beliau saw menjawab "Itulah bulan yang dilupakan orang, antara Rajab dan Ramadhan, bulan ditingkatkannya amal perbuatan kepada Allah Rabbul 'Alamin. Dan aku ingin amalku diangkat sedang aku dalam keadaan berpuasa." HR An-Nasa-i. 6. Persiapan terakhir untuk menyambut Ramadhan adalah persiapan finansial atau materi. Persiapan materi di sini tidak dimaksudkan untuk membeli kebutuhan berbuka dan sahur yang mewah dan mahal bahkan kadang terkesan berlebihan. Tapi finansial/materi yang diperuntukkan untuk menopang ibadah sedekah dan infak kita. Ramadan merupakan bulan muwaasah bulan santunan, pelipur lara. Sangat dianjurkan memberi santunan kepada orang lain, betapapun kecilnya. Pahala yang sangat besar akan didapat bila ia memberi kepada orang lain yang berpuasa, sekalipun sekedar sebiji kurma dan seteguk air. Kedermawanan Rasulullah SAW pada bulan Ramadan sangat besar. Digambarkan dalam beberapa riwayat bahwa sentuhan kebaikan dan santunan Rasulullah SAW kepada masyarakat sampai merata, lebih merata ketimbang sentuhan angin terhadap benda-benda di sekitarnya. Semoga kiranya kita memperoleh rahmat, hidayat serta kekuatan untuk dapat mempersiapkan diri secara maksimal, menyambut Ramadan besok, amin, amin, amin ya Rabbal ' juga Apa Itu Hilal Penentu Tanggal 1 Bulan Suci Ramadhan dan Hijriah? Daftar Amalan Sunah Bulan Ramadhan Sahur, Sedekah, hingga I'tikaf - Sosial Budaya Penulis Dhita KoesnoEditor Fitra Firdaus
.